-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kronologi hingga Motif Pelaku Pembunuhan Bocah di Boltim

Senin, 22 Januari 2024 | 13.13 WIB Last Updated 2024-01-23T05:22:33Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Gambar: Ilustrasi Mutilasi


lingkartiga.online - Seorang bocah yang ditemukan warga di area perkebunan di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara dalam kondisi kepala dan badan terpisah, ternyata pelakunya adalah tantenya sendiri. Pelaku pembunuhan telah diamankan oleh pihak kepolisian dan ditetapkan sebagai tersangka.

Lantas, bagaimana kronologi kejadiannya, simak di bawah ini.


Pertama, Pelaku pembunuhan mutilasi adalah tante korban sendiri. Pelaku dengan nama Arnita Mamonto atau yang biasa disapa dengan nama Aning (19) tega memutilasi ponakannya sendiri, TAM (8). Jenazah korban kemudian dibuang di Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, pada Kamis (18/01/24).


Peristiwa ini bermula ketika pelaku melihat korban bersama ibunya sedang berada di rumah neneknya, Kamis (18/01/24) sekitar pukul 10.30 Wita. Pelaku yang melihat perhiasan yang dikenakan oleh korban kemudian ia merencanakan pembunuhan, kata Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi.


"Pelaku kemudian pergi ke rumah neneknya. Setibanya di sana, pelaku langsung mengajak korban untuk pergi ke rumah pelaku. Saat korban berada di rumah pelaku, ia diminta untuk menunggu karena pelaku akan menitipkan anaknya ke perempuan bernama Wira Mamonto yang merupakan tante pelaku," ujar Sugeng, seperti dilansir dari detikSulsel, Jumat (19/01/24).


Setelah anaknya dititip, pelaku kembali ke rumah dan mengajak korban untuk mengambil sayur. Namun, pelaku telah membawa sebilah pisau untuk menjalankan aksi kejinya.


"Sekitar pukul 11.00 Wita, pelaku mengajak korban untuk berjalan menuju lorong baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, melalui jalan belakang," jelasnya.


Dalam perjalanan menuju tempat tersebut, korban mengeluh capek dan meminta pelaku untuk menggendongnya. Pelakupun menuruti permintaan korban.


"Pelaku menggendong korban sampai di tempat tujuan, setelah itu, ia menurunkan korban lalu mendorongnya hingga korban terjatuh kemudian pelaku menindih korban dari atas sehingga korban tidak bisa bergerak," ungkapnya.


"Sebelum pelaku menggorok leher korban, pelaku menutup mata korban terlebih dahulu, lalu kemudian menggorok leher korban dari arah kiri dan kanan hingga terpisah dari badannya. Pelaku kemudian menjatuhkan kepala tersebut ke dalam selokan yang berada tak jauh dari tempat kejadian," lanjut Sugeng.


Kedua, Setelah korban berhasil ia mutilasi, pelaku mengambil seluruh perhiasan milik korban. Kemudian ia mendorong badan korban ke selokan.


"Setelah itu pelaku berdiri dan mengambil perhiasan milik korban berupa, satu kalung, gelang, dan dua cincin. Setelah perhiasan emas itu berhasil ia ambil, korban didorong ke selokan," ungkap Sugeng.


Sebelum pelaku balik ke rumah, pisau yang ia gunakan untuk menghabisi nyawa korban telah ia buang. Setibanya di rumah, pelaku sempat membersihkan badan dan melaksanakan salat, sementara baju yang ia kenakan ditinggalkan di atas mesin cuci.


"Pelaku membuang pisau tidak jauh dari lokasi kejadian, pelaku langsung menuju ke rumah untuk mandi dan salat mengikuti jalan belakang. Baju yang ia gunakan disimpan di atas mesin cuci," terang Sugeng.


Selanjutnya pelaku langsung menjemput anaknya yang masih balita di rumah tantenya. Perhiasan yang ia ambil dari korban langsung ia jual.


"Pelaku pergi ke rumah tantenya untuk menjemput anaknya yang masih balita. Pelaku bersama anaknya menggunakan bentor menuju Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim untuk menjual emas tersebut," tandasnya.


Ketiga, Menurut keterangan Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi, pembunuhan ini telah direncanakan oleh pelaku dengan motif agar dapat mengambil perhiasan korban dengan mudah.


"Pelaku telah merencanakan pembunuhan ini sebelumnya agar perhiasan milik korban dapat ia ambil dengan sangat mudah tanpa diketahui oleh orang lain," kata Sugeng.


Keempat, Motif pelaku dalam kasus mutilasi ini adalah karena kebutuhan ekonomi.

"Sampai saat ini memang tidak ada konflik di antara pelau dan keluarga korban, namun dasarnya memang karena faktor ekonomi," kata Kasat Reskrim AKP Denny Tampenawas saat melakukan konferensi pers di Mapolresta Boltim, Jumat (19/01/24).


Denny mengungkapkan bahwa pelaku termasuk orang dengan gaya hidup yang hedonis. pelaku gelap mata saat melihat perhiasan yang dikenakan korban cukup banyak.


"Karena gaya hidup yang hedonis, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya pelaku tidak berpikir panjang, langsung membunuh dan mencuri perhiasan milik korban" tambah Denny.


Kelima, Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi mengatakan bahwa, berdasarkan keterangan saksi dari penjaga toko, emas itu dijual pelaku dengan harga Rp. 3.670.000, pada hari Kamis (18/01/24).


"Menurut saksi, sekitar pukul 12.30 Wita, ada seorang ibu berambut pirang dengan membawa anak balitanya membawa kalung emas dan sudah dijual dengan harga Rp. 3.670.000 dan sudah diantar dengan kendaraan bentor," kata Sugeng.


Sugeng menjelaskan uang hasil penjualan emas itu, digunakan pelaku untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan membeli emas dengan berat 0,55 gram Rp. 478 ribu dan sebuah handphone Rp. 1,1 juta.


"Setelah itu, pelaku menuju toko untuk membeli keperluan anaknya berupa susu SGM, minuman, dan cokelat dengan total Rp. 150 ribu dan membayar bentor Rp. 20 ribu," imbuh Sugeng.

1 komentar:

  1. Ya Allah, kok sampai tega sekali tantenya. Beraninya mutilasi ponaan sendiri karena hedonis.

    BalasHapus

×
Berita Terbaru Update