![]() |
Model Pembelajaran Inkuiri Oleh: Jailani Tong, M.Pd. / Dosen PGMI STAI Kupang |
A.
Pengertian Pembelajaran
Inquiry
lingkartiga.online - Menurut
Mulyasa, inquiry adalah cara
menyadari apa yang telah dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta
didik berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang
melibatkan mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar
menjadi sesuatu yang bermakna.
Sementara
itu menurut Roestiyah, inquiry merupakan
istilah dalam bahasa Inggris, yang artinya suatu teknik atau cara yang
digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Secara umum inquiry adalah proses dimana para saintis mengajukan pertanyaan
tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari
jawabannya.
Berdasarkan
pengertian tersebut pembelajaran inquiry
adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan intelektual,
sehingga peserta didik dapat mengajukan pertanyaan tentang alam dunia, berpikir
kitis, sistematis, dan pada akhirnya mereka dapat menemukan sendiri jawabannya.
Sanjaya menyatakan pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Pembelajaran inquiry
menurut pendapat Sanjaya dapat di jelaskan untuk mengasah proses berpikir siswa
secara mandiri, menguji kemampuan siswa untuk bisa mencari dan menemukan
jawaban yang diberikan, dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dan percaya
diri agar dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Baca Juga:
PTS Dhuafa Diarak ke Tiang Gantungan Sejarah
5 Metode Penanaman Karakter Melalui Hizbul Wathan
Indonesia Darurat Bullying di Sekolah
5 Metode Pendidikan Karakter Menurut Helmawati
Sani menambahkan pembelajaran inquiry adalah pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan
investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru. Pada pendapat Sani diatas pembelajaran
inquiry merupakan keterlibatan siswa yang melakukan investigasi untuk mencari
suatu penemuan baru yang didapatkan oleh siswa secara mandiri, hal ini dapat
membangun pengetahuan dan wawasan baru bagi siswa dalam memahami suatu
pembelajaran khususnya IPA.
Piaget mengemukakan bahwa strategi inquiry merupakan strategi yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
Pada penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
inquiry menjadikan peserta didik peran utama dalam pembelajaran, peserta didik
dapat melakukan sesuatu yang mereka inginkan, seperti mencari jawaban,
menghubungkan jawaban dengan cara mereka sendiri, menuntut siswa agar kreatif
dan percaya diri.
Berdasarkan kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) pembelajaran inquiry dianggap sebagai model yang paling
tepat dalam pembelajaran
IPA, dan sebagai
proses maupun produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas.
Inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi
kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,
mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan
percobaan atau ekperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya.
Gulo dalam Trianto menambahkan bahwa pembelajaran inquiry berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan meyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Pembelajaran inquiry
menekankan siswa melakukan pembelajaran secara aktif dan memiliki sikap ilmiah
yang mengajarkan bahwa siswa harus memiliki sikap sebagai seorang ilmuwan.
Mencari masalah sendiri, menyelidiki, merumuskan hipotesis sampai merancang
kesimpulan berdasarkan informasi dari data yang telah diperoleh selama
percobaan.
B. Tujuan
Pembelajaran Inquiry
Menurut Sani pembelajaran inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 1) mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, 2) belajar menangani permasalahan, 3) berhadapan dengan tantangan dan perubahan untuk memahami sesuatu; dan 4) mengembangkan kebiasaan mencari solusi permasalahan. Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan suatu keterampilan, keterampilan tersebut harus dipupuk sejak manusia dari lahir hingga mereka tumbuh dewasa. Pada sekolah dasar merupakan waktu yang tepat untuk memupuk keterampilan tersebut, dalam pembelajaran inquiry sikap-sikap terampil tersebut diasah hingga agar dapat terbiasa dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.
C. Ciri-Ciri dan
Prinsip Pembelajaran Inquiry
Menurut Trianto ciri-ciri pembelajaran inquiry antara lain: 1)
pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, 2) siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief), 3) tujuan dari pembelajaran inquiry yaitu
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
1. Pembelajaran
inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Artinya, pada pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Baca Juga:
5 Tools Artificial Intelligence untuk Menulis
Pendidikan Karakter: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis
The Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak
Tahapan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah
2. Seluruh aktivitas
yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inquiry menempatkan
guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih diposisikan
sebagai fasilitator, motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inquiry. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry di kelas mempunyai
peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis, dan fasilitator. Ia
harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi
kemudahan bagi kerja kelompok.
3. Tujuan dari
pembelajaran inquiry yaitu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry siswa tidak hanya
dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran
belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaiknya siswa
akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai
materi pelajaran.
Menurut Trianto pembelajaran inquiry mengacu pada prinsip-prinsip
berikut ini: 1) berorientasi pada pengembangan intelektual, 2) prinsip
interaksi, 3) prinsip bertanya, 4) prinsip belajar untuk berpikir, dan 5)
prinsip keterbukaan.
1. Berorientasi pada
pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari pembelajaran inquiry yaitu pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip Interaksi.
Proses pembelajaran pada dasarnya ialah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi
siswa dan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini
adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam
hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inquiry sangat
diperlakukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan
sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena
yang sedang dipelajarinya.
4. Prinsip Belajar
untuk Berpikir.
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar
adalah proses berpikir (learning how to think), yakni “proses mengembangkan
potensi seluruh otak.” Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara optimal.
5.Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D. Langkah-langkah
Pendekatan Pembelajaran Inquiry
Secara umum proses
pembelajaran menggunakan
pembelajaran inquiry mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
Menurut Sanjaya langkah-langkah strategi pembelajaran inquiry adalah 1) Orientasi, 2) Merumuskan masalah, 3) Mengajukan hipotesis, 4) Mengumpulkan data, 5) Menguji hipotesis, 6) Merumuskan kesimpulan.
Rincian dari aspek-aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orientasi,
Pada langkah ini siswa dikondisikan untuk siap melaksanakan
pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik
agar siswa memiliki keinginan yang tinggi untuk melakukan kegiatan pembelajaran
dan juga mengajak siswa untuk berpikir memecahkan suatu masalah.
2. Merumuskan
Masalah.
Langkah ini adalah untuk membawa siswa kepada persoalan masalah yang
mengandung teka-teki, disebutkan teka-teki karena setiap persoalan yang
diberikan kepada guru pasti ada jawabannya. Dalam persoalan merumuskan masalah
siswa ditantang untuk dapat mencari sebuah masalah apa saja yang terdapat dalam
teki-teki yang sudah diberikan guru, siswa menebak-nebak apa saja yang dapat
mereka temukan dalam sebuah teki-teki tersebut.
3. Merumuskan
Hipotesis
Pada langkah ini siswa sudah mengira-ngira jawaban setiap teka-teki
yang diberikan oleh guru, namun jawaban tersebut masih bersifat sementara dan
perlu diuji kembali kebenaran jawaban yang sudah dimiliki siswa. Dalam
mengira-ngira jawaban tersebut siswa harus mempunyai potensi berpikir individu
untuk membuktikan tebakannya, karena merumuskan hipotesis tidak sembarangan
untuk mengira jawaban harus memiliki landasan untuk bisa membuktikan jawaban
yang sudah terbayangkan.
4. Mengumpulkan Data.
Setelah merumuskan hipotesis siswa dapat mengumpulkan data
berdasarkan rumusan hipotesis yang siswa buat, sehingga dapat memperlancar
untuk siswa mengumpulkan data. Proses mengumpulkan data dengan cara siswa
mempraktekan semua jawaban-jawaban sementara mereka yang sudah disusun pada
tahap merumuskan hipotesis, sampai mereka mendapatkan data-data yang akurat
untuk memperkuat jawaban-jawaban sementara yang telah mereka buat sebelumnya.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis merupakan menentukan jawaban yang sesuai dengan
data dan informasi yang sudah terkumpul dengan cara pengumpulan data. Dalam
menguji hipotesis siswa harus yakin dengan jawaban yang sudah ditentukan
berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang sudah terkumpul, bukan hanya
berdasarkan argumentasi yang dibuat siswa.
6. Merumuskan
kesimpulan
Pendeskripsian hasil dari temuan yang telah dilakukan oleh siswa
yang diperoleh berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan akhir dari sebuah proses pembelajaran, namun banyaknya
data yang didapatkan siswa membuat kesimpulan kurang fokus terhadap masalah
inti. Karena inilah guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
agar siswa mendapatkan kesimpulan yang fokus dengan masalah yang sedang
dipecahkan dan siswa mampu memilah data yang relevan atau tidak.
Menurut berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi pembelajaran inkuiri adalah rencana sebuah kegiatan pembelajaran yang
menuntut siswa secara mandiri atau kelompok memecahkan suatu masalah yang di
dalamnya terdapat suatu kesimpulan. Dalam mencapai suatu kesimpulan tersebut
terdapat langkah-langkah, adapun langkah-langkah tersebut yaitu: (1) Orientasi,
(2) Merumuskan masalah, (3) Mengajukan hipotesis, (4) Mengumpulkan data, (5)
Menguji hipotesis, (6) Merumuskan kesimpulan. Strategi pembelajaran inkuiri
melatih siswa untuk berpikir logis dan kritis karena dalam membuat kesimpulan
harus disertai bukti hasil dari penyelidikan yang siswa lakukan.
Tabel 2.1. Tahap
Pembelajaran Inquiry
Fase |
Perilaku Guru |
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah |
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan
masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok. |
2. Membuat hipotesis |
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan. |
3. Merancang percobaan |
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan
langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah
percobaan. |
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi |
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui
percobaan. |
5. Membuat kesimpulan |
Guru membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan. |
Peran Siswa |
Peran Guru |
-
Berperan aktif dalam proses belajar. -
Menumbuhkan motivasi dari Kebermaknaan
tujuan, proses dan keterlibatan dalam belajar. -
Mempertimbangkan berbagai macam pilihan
strategi serta memilih yang dianggap paling sesuai untuk mencapai tujuan. -
Mewadahi serta melakukan umpan balik secara
berkelanjutan mengembangkan pembelajarannya. -
Memperoleh makna serta pengetahuan dan
melakukan transfer atau aplikasi pada pemecahan masalah yang dihadapi secara
kreatif dan aktif. -
Berpikir secara refleksi sebagai alat untuk
mengembangkan aspek kognitif transfer pengetahuan. -
Berpatisipasi dalam evaluasi untuk
pengembangan kemajuannya. |
- Memfasilitasi
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengaturan
belajar secara mandiri. - Menciptakan
kesempatan untuk terjadinya aktivitas pribadi yang terkendali, bekerja
kelompok, dan berbagi pengetahuan. - Membimbing
siswa untuk belajar sebagaiamana mestinya. - Bertindak
secara fasilitator. - Menjadi model,
mediator, dan moderator yang kondisional dengan kebutuhan siswa. - Membantu
siswa untuk mengkoneksikan pengetahuan yang dimilki sebelumnya dengan
pengetahuan yang baru. - Aktif
mendengarkan, bertanya, menyediakan balikan, serta menolong siswa untuk selalu
terfokus pada permasalahan yang dihadapi. |
E. Implementasi
Pendekatan Pembelajaran Inquiry
Menurut Kaltsounis dalam Ngalimun, dalam sebuah kelas yang
berorientasi pada inquiry peranan guru adalah menciptakan lingkungan yang dapat
menciptakan masalah-masalah yang memadai dan menstimulasi pertanyaan-pertanyaan
dan meneliti di antara siswa itu sendiri, daripada menjadi sumber utama
informasi bagi siswanya. Dalam hal ini
guru mengarahkan siswa-siswanya dalam menemukan informasi bagi mereka sendiri
dan mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang memadai atas suatu masalah.
Berikut dijelaskan mengenai peran siswa dan peran guru menurut Hosnan.
1. Menimbulkan rasa
keingintahuan dan minat siswa terhadap suatu topik, membuat siswa sadar akan
masalah
2. Mengijinkan siswa
untuk memutuskan masalah spesifik apa yang mereka ingin kaji dalam bidang itu.
3. Membantu siswa
dalam mengumpulkan data dan bekerja kea rah pemecahan masalah tersebut bagi
siswanya.
4. Bertindak sebagai
seorang guide ketika siswa-siswanya belajar sehingga guru dapat membantu setiap
masalah penelitian tertentu atau setiap masalah yang berkaitan dengan
interpretasi data yang belum dibahas.
5. Mendorong
kelompok–kelompok mengembangkan teknik-teknik yang kreatif dalam berbagai
pendapat tentang temuan-temuannya dengan orang lain.
Berikut dijelaskan mengenai implementasi pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan inquiry.
Materi : Pesawat Sederhana (Katrol)
1. Orientasi
a. Siswa diberi
motivasi agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Guru melakukan
apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
c. Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat
dipahami.
2.Merumuskan Masalah
d. Guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok
e.Siswa bersama
kelompok dibimbing guru untuk mencari dan menemukan informasi tentang katrol.
f. Guru melakukan
tanya jawab kepada siswa mengenai fungsi dari katrol.
- Apa kalian tahu
pekerjaan apa saja yang menggunakan katrol?
- Sebutkan apa saja
fungsi katrol?
- Apakah katrol
membantu pekerjaan manusia? Coba jelaskan mengapa katrol membantu pekerjaan
manusia
3. Merumuskan
Hipotesis
g.Guru memberikan
kertas berwarna kepada siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan guru
sampaikan secara lisan.
- Pak Bowo
mengangkat air dari dasar hingga ketinggian 4 meter hanya menggunakan tali,
tenaga yang akan Pak Bowo keluarkan akan lebih banyak atau sedikit? Mengapa?
- Pak Jarwo
mengangkat air dari dasar hingga ketinggian 5 meter dengan menggunakan katrol,
tenaga yang akan Pak Jarwo keluarkan lebih banyak atau sedikit? Mengapa?
- Antara Pak Bowo
dan Pak Jarwo tenaga siapakah yang lebih kecil dikeluarkan? Jelaskan!
h.Siswa menuliskan
jawaban sementara di dalam kertas berwarna yang sudah diberikan.
i. Setelah setiap
siswa dalam kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru berikan, salah
satu siswa setiap kelompok mengumpulkan jawaban sementara kepada guru.
4. Mengumpulkan Data
j. Setelah membuat
jawaban sementara siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk
membuktikan jawaban yang sudah dibuat.
k. Siswa melakukan
percobaan mengenai cara kerja dan fungsi katrol tetap sesuai dengan
langkah-langkah yang ada pada LKPD.
l. Guru melakukan
pengamatan terhadap percobaan yang dilakukan setiap kelompok.
m. Setelah mendapatkan
hasil dari percobaan yang dilakukan, siswa dapat membandingkan jawaban yang
sudah dibuat dalam rumusan masalah.
5. Menguji Hipotesis
n. Dengan bimbingan
guru, setiap kelompok dapat menolak rumusan masalah yang sudah dibuat oleh
masing-masing kelompok dengan menyamakan hasil dari percobaan katrol yang telah
dilakukan.
o. Setelah menyamakan
hasil data percobaan dengan rumusan masalah, setiap kelompok mendapatkan
jawaban yang sudah terbukti kebenarannya.
6. Merumuskan
Kesimpulan
p.Dengan bantuan
guru, masing-masing kelompok memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari
percobaan dan rumusan masalah yang sudah dipilah oleh setiap kelompok.
q.Setelah menuliskan
kesimpulan setiap kelompok mampu menjelaskan hasil dari diskusinya di depan
kelas.
F. Pengaruh
Pembelajaran Latihan Inquiry
Menurut Bruce
& Well dalam Hosnan, struktur pengajaran dan efek pengajaran model latihan
inquiry adalah sebagai berikut.
1.Keterampilan
proses (mengamati, mengumpulkan, mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, merumuskan dan menguji hipotesis dan menjelaskan menarik
kesimpulan.
2.Keaktifan siswa
(belajar secara mandiri).
3.Keterampilan dalam
mengungkapkan pendapat secara verbal.
4. Sifat toleransi
terhadap keberagaman pendapat dan tekun.
5. Memiliki logika
berpikir.
6.Kesadaran bahwa pengetahuan tentatif.
G. Keunggulan dan
Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Inquiry
Menurut Fair dan Kachaturoff dalam Ngalimun pembelajaran inquiry
membantu dalam pembelajaran IPA dengan penelitian sebuah masalah yang
memerlukan pembuktian secara ilmiah.
Pendekatan pembelajaran inquiry memungkinkan siswa membangun penemuan
melalui pengalaman kelas dan menjadikan siswa-siswanya menjadi pemikir yang
kritis.
Menurut Marsh dalam Ngalimun, keunggulan pendekatan inquiry adalah
sebagai berikut:
1.Ekonomis dalam
menggunakan pengethauan hanya pengetahuan yang relevan dengan sebuah isu yang
diamati
2. Pendekatan ini
memunginkan siswa dapat memandang konten (isi) dalam sebuah cara yang lebih
realistik dan positif karena ereka dapat menganalisis dan menerapkan data untuk
memecahkan masalah.
3. Secara instrinsik
pendekatan ini sangat memotivasi sswa. Siswa akan termotivasi oleh dirinya
sendiri untuk merefleksi isu-isu tertentu, mencari data-data yang relevan dan
membuat keputusan-keputusan yang sangat berguna bagi dirinya sendiri.
4.Pendekatan ini
juga memungkinkan hubungan guru dan siswa lebih hangat karena guru lebih
bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan kurang mengarahkan
aktivitas-aktivitas yang didominasi oleh guru.
5.Pendekatan ini
memberikan nilai transfer yang unggul jika dibandingkan dengan metode-metode
lainnya.
Menurut Trianto keunggulan pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1.Pembelajaran ini
merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3. Pembelajaran ini
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain
yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Adapun kelemahan dari pendekatan inquiry menurut Marsh dalam
Ngalimun adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan ini
memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu di luar kelas
dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
2.Pendekatan ini
memerlukan proses mental yang berbeda, sebagai perangkat analitik dan kognitik.
3.Pendekatan ini
dapat berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problema inquiry terutama
isu-isu kontroversial.
Kelemahan pembelajaran inquiry menurut Trianto adalah sebagai
berikut.
1. Sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.Sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
3.Kadang-kadang
dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
Menurut Hosnan, pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya
sebagai berikut.
1.Pembelajaran
inqury menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran inquiry ini dianggap lbih bermakna.
2. Pembelajaran
inquiry dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3.Inquiry merupakan
strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
4. Pembelajaran ini
dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
Menurut Hosnan, di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inquiry
juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut.
1.Jika strategi ini
digunakan sebagai pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan peserta didik.
2. Pembelajaran
inquiry sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan
peserta didik dalam belajar.
3. Kadang-kadang
dalam mengimplemintasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga pendidik
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi
pelajaran, maka pembelajaran inquiry ini akan sulit diimplementasikan oleh
setiap pendidik.
Proses belajar mengajar melalui inquiry selalu melibatkan siswa
dalam kegiatan bertukar pendapat melalui diskusi, seminar, dan sebagainya.
Beberapa keuntungan mengajar dengan menggunakan inquiry sebagai berikut.
1. Membangun
pemahaman konsep dan gagasan yang baik.
2. Membangun dalam
menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang
baru
3. Mendorong siswa
untuk berpikir dan bekerja atas insiatif sendiri.
4. Membantu siswa
untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5. Memberi kepuasan
yang bersifat intrinsik.
6. Mendorong
terjadinya proses belajar yang lebih menantang
Selain Inkuiri, modal apa lagi yang paling baik
BalasHapus