-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Model Pembelajaran Inkuiri: Keterampilan Berfikir Kritis dan Kreatif

Sabtu, 09 Desember 2023 | 13.11 WIB Last Updated 2024-01-21T08:59:34Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 

Model Pembelajaran Inkuiri



Oleh: Jailani Tong, M.Pd. / Dosen PGMI STAI Kupang

A.        Pengertian Pembelajaran Inquiry

lingkartiga.onlineMenurut Mulyasa, inquiry adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta didik berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna.


Sementara itu menurut Roestiyah, inquiry merupakan istilah dalam bahasa Inggris, yang artinya suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Secara umum inquiry adalah proses dimana para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabannya.


Berdasarkan pengertian tersebut pembelajaran inquiry adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan intelektual, sehingga peserta didik dapat mengajukan pertanyaan tentang alam dunia, berpikir kitis, sistematis, dan pada akhirnya mereka dapat menemukan sendiri jawabannya.


Sanjaya menyatakan pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.  Pembelajaran inquiry menurut pendapat Sanjaya dapat di jelaskan untuk mengasah proses berpikir siswa secara mandiri, menguji kemampuan siswa untuk bisa mencari dan menemukan jawaban yang diberikan, dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dan percaya diri agar dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Baca Juga:

PTS Dhuafa Diarak ke Tiang Gantungan Sejarah

5 Metode Penanaman Karakter Melalui Hizbul Wathan

Indonesia Darurat Bullying di Sekolah

5 Metode Pendidikan Karakter Menurut Helmawati

Sani menambahkan pembelajaran inquiry adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru.  Pada pendapat Sani diatas pembelajaran inquiry merupakan keterlibatan siswa yang melakukan investigasi untuk mencari suatu penemuan baru yang didapatkan oleh siswa secara mandiri, hal ini dapat membangun pengetahuan dan wawasan baru bagi siswa dalam memahami suatu pembelajaran khususnya IPA.


Piaget mengemukakan bahwa strategi inquiry merupakan strategi yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.


Pada penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran inquiry menjadikan peserta didik peran utama dalam pembelajaran, peserta didik dapat melakukan sesuatu yang mereka inginkan, seperti mencari jawaban, menghubungkan jawaban dengan cara mereka sendiri, menuntut siswa agar kreatif dan percaya diri.


Berdasarkan kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) pembelajaran inquiry dianggap sebagai model yang paling tepat  dalam  pembelajaran  IPA,  dan  sebagai  proses maupun produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas.


Inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau ekperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.


Gulo dalam Trianto menambahkan bahwa pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan meyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.  Pembelajaran inquiry menekankan siswa melakukan pembelajaran secara aktif dan memiliki sikap ilmiah yang mengajarkan bahwa siswa harus memiliki sikap sebagai seorang ilmuwan. Mencari masalah sendiri, menyelidiki, merumuskan hipotesis sampai merancang kesimpulan berdasarkan informasi dari data yang telah diperoleh selama percobaan.


B. Tujuan Pembelajaran Inquiry

Menurut Sani pembelajaran inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 1) mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, 2) belajar menangani permasalahan, 3) berhadapan dengan tantangan dan perubahan untuk memahami sesuatu; dan 4) mengembangkan kebiasaan mencari solusi permasalahan.  Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan suatu keterampilan, keterampilan tersebut harus dipupuk sejak manusia dari lahir hingga mereka tumbuh dewasa. Pada sekolah dasar merupakan waktu yang tepat untuk memupuk keterampilan tersebut, dalam pembelajaran  inquiry sikap-sikap  terampil  tersebut  diasah  hingga  agar dapat terbiasa dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.


C. Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Inquiry


Menurut Trianto ciri-ciri pembelajaran inquiry antara lain: 1) pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, 2) siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief), 3) tujuan dari pembelajaran inquiry yaitu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.


1. Pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Baca Juga:

5 Tools Artificial Intelligence untuk Menulis

Pendidikan Karakter: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis

The Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak

Tahapan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih diposisikan sebagai fasilitator, motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiry. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis, dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.


3. Tujuan dari pembelajaran inquiry yaitu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaiknya siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.


Menurut Trianto pembelajaran inquiry mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: 1) berorientasi pada pengembangan intelektual, 2) prinsip interaksi, 3) prinsip bertanya, 4) prinsip belajar untuk berpikir, dan 5) prinsip keterbukaan.


1. Berorientasi pada pengembangan intelektual.

Tujuan utama dari pembelajaran inquiry yaitu pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.


2. Prinsip Interaksi.

Proses pembelajaran pada dasarnya ialah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.


3. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inquiry sangat diperlakukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.


4. Prinsip Belajar untuk Berpikir.

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni “proses mengembangkan potensi seluruh otak.” Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara optimal.


5.Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.


D. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Inquiry

Secara   umum   proses   pembelajaran   menggunakan pembelajaran inquiry mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

Menurut Sanjaya langkah-langkah strategi pembelajaran inquiry adalah 1) Orientasi, 2) Merumuskan masalah, 3) Mengajukan hipotesis, 4) Mengumpulkan data, 5) Menguji hipotesis, 6) Merumuskan kesimpulan.

Rincian dari aspek-aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Orientasi,

Pada langkah ini siswa dikondisikan untuk siap melaksanakan pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik agar siswa memiliki keinginan yang tinggi untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan juga mengajak siswa untuk berpikir memecahkan suatu masalah.


2. Merumuskan Masalah.

Langkah ini adalah untuk membawa siswa kepada persoalan masalah yang mengandung teka-teki, disebutkan teka-teki karena setiap persoalan yang diberikan kepada guru pasti ada jawabannya. Dalam persoalan merumuskan masalah siswa ditantang untuk dapat mencari sebuah masalah apa saja yang terdapat dalam teki-teki yang sudah diberikan guru, siswa menebak-nebak apa saja yang dapat mereka temukan dalam sebuah teki-teki tersebut.


3. Merumuskan Hipotesis

Pada langkah ini siswa sudah mengira-ngira jawaban setiap teka-teki yang diberikan oleh guru, namun jawaban tersebut masih bersifat sementara dan perlu diuji kembali kebenaran jawaban yang sudah dimiliki siswa. Dalam mengira-ngira jawaban tersebut siswa harus mempunyai potensi berpikir individu untuk membuktikan tebakannya, karena merumuskan hipotesis tidak sembarangan untuk mengira jawaban harus memiliki landasan untuk bisa membuktikan jawaban yang sudah terbayangkan.


4. Mengumpulkan Data.

Setelah merumuskan hipotesis siswa dapat mengumpulkan data berdasarkan rumusan hipotesis yang siswa buat, sehingga dapat memperlancar untuk siswa mengumpulkan data. Proses mengumpulkan data dengan cara siswa mempraktekan semua jawaban-jawaban sementara mereka yang sudah disusun pada tahap merumuskan hipotesis, sampai mereka mendapatkan data-data yang akurat untuk memperkuat jawaban-jawaban sementara yang telah mereka buat sebelumnya.


5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan menentukan jawaban yang sesuai dengan data dan informasi yang sudah terkumpul dengan cara pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis siswa harus yakin dengan jawaban yang sudah ditentukan berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang sudah terkumpul, bukan hanya berdasarkan argumentasi yang dibuat siswa.


6. Merumuskan kesimpulan

Pendeskripsian hasil dari temuan yang telah dilakukan oleh siswa yang diperoleh berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan akhir dari sebuah proses pembelajaran, namun banyaknya data yang didapatkan siswa membuat kesimpulan kurang fokus terhadap masalah inti. Karena inilah guru harus lebih membimbing siswa dalam membuat kesimpulan agar siswa mendapatkan kesimpulan yang fokus dengan masalah yang sedang dipecahkan dan siswa mampu memilah data yang relevan atau tidak.


Menurut berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rencana sebuah kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa secara mandiri atau kelompok memecahkan suatu masalah yang di dalamnya terdapat suatu kesimpulan. Dalam mencapai suatu kesimpulan tersebut terdapat langkah-langkah, adapun langkah-langkah tersebut yaitu: (1) Orientasi, (2) Merumuskan masalah, (3) Mengajukan hipotesis, (4) Mengumpulkan data, (5) Menguji hipotesis, (6) Merumuskan kesimpulan. Strategi pembelajaran inkuiri melatih siswa untuk berpikir logis dan kritis karena dalam membuat kesimpulan harus disertai bukti hasil dari penyelidikan yang siswa lakukan.


Tabel 2.1.  Tahap Pembelajaran Inquiry

Fase

Perilaku Guru

1.    Menyajikan pertanyaan atau masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis.

Guru membagi siswa dalam kelompok.

2.    Membuat hipotesis

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis.

Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

3.    Merancang percobaan

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.

Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4.    Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.

5.    Membuat kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Peran Siswa

Peran Guru

-          Berperan aktif dalam proses belajar.

-          Menumbuhkan motivasi dari Kebermaknaan tujuan, proses dan keterlibatan dalam belajar.

-          Mempertimbangkan berbagai macam pilihan strategi serta memilih yang dianggap paling sesuai untuk mencapai tujuan.

-          Mewadahi serta melakukan umpan balik secara berkelanjutan mengembangkan pembelajarannya.

-          Memperoleh makna serta pengetahuan dan melakukan transfer atau aplikasi pada pemecahan masalah yang dihadapi secara kreatif dan aktif. 

-          Berpikir secara refleksi sebagai alat untuk mengembangkan aspek kognitif transfer pengetahuan.

-          Berpatisipasi dalam evaluasi untuk pengembangan kemajuannya.

-      Memfasilitasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengaturan belajar secara mandiri.

-      Menciptakan kesempatan untuk terjadinya aktivitas pribadi yang terkendali, bekerja kelompok, dan berbagi pengetahuan.

-      Membimbing siswa untuk belajar sebagaiamana mestinya.

-      Bertindak secara fasilitator.

-      Menjadi model, mediator, dan moderator yang kondisional dengan kebutuhan siswa.

-      Membantu siswa untuk mengkoneksikan pengetahuan yang dimilki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.

-      Aktif mendengarkan, bertanya, menyediakan balikan, serta menolong siswa untuk selalu terfokus pada permasalahan yang dihadapi.

E. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Inquiry

Menurut Kaltsounis dalam Ngalimun, dalam sebuah kelas yang berorientasi pada inquiry peranan guru adalah menciptakan lingkungan yang dapat menciptakan masalah-masalah yang memadai dan menstimulasi pertanyaan-pertanyaan dan meneliti di antara siswa itu sendiri, daripada menjadi sumber utama informasi bagi siswanya.  Dalam hal ini guru mengarahkan siswa-siswanya dalam menemukan informasi bagi mereka sendiri dan mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang memadai atas suatu masalah.


Berikut dijelaskan mengenai peran siswa dan peran guru menurut Hosnan.

1. Menimbulkan rasa keingintahuan dan minat siswa terhadap suatu topik, membuat siswa sadar akan masalah

2. Mengijinkan siswa untuk memutuskan masalah spesifik apa yang mereka ingin kaji dalam bidang itu.

3. Membantu siswa dalam mengumpulkan data dan bekerja kea rah pemecahan masalah tersebut bagi siswanya.


4. Bertindak sebagai seorang guide ketika siswa-siswanya belajar sehingga guru dapat membantu setiap masalah penelitian tertentu atau setiap masalah yang berkaitan dengan interpretasi data yang belum dibahas.


5. Mendorong kelompok–kelompok mengembangkan teknik-teknik yang kreatif dalam berbagai pendapat tentang temuan-temuannya dengan orang lain.


Berikut dijelaskan mengenai implementasi pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inquiry.


Materi : Pesawat Sederhana (Katrol)

1. Orientasi

a. Siswa diberi motivasi agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.


b. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.


c. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami.


2.Merumuskan Masalah

d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

e.Siswa bersama kelompok dibimbing guru untuk mencari dan menemukan informasi tentang katrol.

f.  Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai fungsi dari katrol.

- Apa kalian tahu pekerjaan apa saja yang menggunakan katrol?


-  Sebutkan apa saja fungsi katrol?

- Apakah katrol membantu pekerjaan manusia? Coba jelaskan mengapa katrol membantu pekerjaan manusia


3. Merumuskan Hipotesis

g.Guru memberikan kertas berwarna kepada siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan guru sampaikan secara lisan.


- Pak Bowo mengangkat air dari dasar hingga ketinggian 4 meter hanya menggunakan tali, tenaga yang akan Pak Bowo keluarkan akan lebih banyak atau sedikit? Mengapa?

- Pak Jarwo mengangkat air dari dasar hingga ketinggian 5 meter dengan menggunakan katrol, tenaga yang akan Pak Jarwo keluarkan lebih banyak atau sedikit? Mengapa?


- Antara Pak Bowo dan Pak Jarwo tenaga siapakah yang lebih kecil dikeluarkan? Jelaskan!


h.Siswa menuliskan jawaban sementara di dalam kertas berwarna yang sudah diberikan.


i. Setelah setiap siswa dalam kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru berikan, salah satu siswa setiap kelompok mengumpulkan jawaban sementara kepada guru.

4. Mengumpulkan Data

j. Setelah membuat jawaban sementara siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk membuktikan jawaban yang sudah dibuat.

k. Siswa melakukan percobaan mengenai cara kerja dan fungsi katrol tetap sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada LKPD.

l. Guru melakukan pengamatan terhadap percobaan yang dilakukan setiap kelompok.

m. Setelah mendapatkan hasil dari percobaan yang dilakukan, siswa dapat membandingkan jawaban yang sudah dibuat dalam rumusan masalah.


5.  Menguji Hipotesis

n. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok dapat menolak rumusan masalah yang sudah dibuat oleh masing-masing kelompok dengan menyamakan hasil dari percobaan katrol yang telah dilakukan.


o. Setelah menyamakan hasil data percobaan dengan rumusan masalah, setiap kelompok mendapatkan jawaban yang sudah terbukti kebenarannya.


6. Merumuskan Kesimpulan

p.Dengan bantuan guru, masing-masing kelompok memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari percobaan dan rumusan masalah yang sudah dipilah oleh setiap kelompok.


q.Setelah menuliskan kesimpulan setiap kelompok mampu menjelaskan hasil dari diskusinya di depan kelas.


F. Pengaruh Pembelajaran Latihan Inquiry

Menurut Bruce & Well dalam Hosnan, struktur pengajaran dan efek pengajaran model latihan inquiry adalah sebagai berikut.


1.Keterampilan proses (mengamati, mengumpulkan, mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, merumuskan dan menguji hipotesis dan menjelaskan menarik kesimpulan.


2.Keaktifan siswa (belajar secara mandiri).

3.Keterampilan dalam mengungkapkan pendapat secara verbal.

4. Sifat toleransi terhadap keberagaman pendapat dan tekun.

5. Memiliki logika berpikir.

6.Kesadaran bahwa pengetahuan tentatif.

G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Inquiry


Menurut Fair dan Kachaturoff dalam Ngalimun pembelajaran inquiry membantu dalam pembelajaran IPA dengan penelitian sebuah masalah yang memerlukan pembuktian secara ilmiah.  Pendekatan pembelajaran inquiry memungkinkan siswa membangun penemuan melalui pengalaman kelas dan menjadikan siswa-siswanya menjadi pemikir yang kritis.


Menurut Marsh dalam Ngalimun, keunggulan pendekatan inquiry adalah sebagai berikut:

1.Ekonomis dalam menggunakan pengethauan hanya pengetahuan yang relevan dengan sebuah isu yang diamati

2. Pendekatan ini memunginkan siswa dapat memandang konten (isi) dalam sebuah cara yang lebih realistik dan positif karena ereka dapat menganalisis dan menerapkan data untuk memecahkan masalah.

3. Secara instrinsik pendekatan ini sangat memotivasi sswa. Siswa akan termotivasi oleh dirinya sendiri untuk merefleksi isu-isu tertentu, mencari data-data yang relevan dan membuat keputusan-keputusan yang sangat berguna bagi dirinya sendiri.

4.Pendekatan ini juga memungkinkan hubungan guru dan siswa lebih hangat karena guru lebih bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan kurang mengarahkan aktivitas-aktivitas yang didominasi oleh guru.

5.Pendekatan ini memberikan nilai transfer yang unggul jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya.


Menurut Trianto keunggulan pembelajaran inquiry adalah  sebagai berikut:

1.Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.

2.  Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.


Adapun kelemahan dari pendekatan inquiry menurut Marsh dalam Ngalimun adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan ini memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu di luar kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.

2.Pendekatan ini memerlukan proses mental yang berbeda, sebagai perangkat analitik dan kognitik.

3.Pendekatan ini dapat berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problema inquiry terutama isu-isu kontroversial.

Kelemahan pembelajaran inquiry menurut Trianto adalah sebagai berikut.

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2.Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3.Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4.Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.


Menurut Hosnan, pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya sebagai berikut.

1.Pembelajaran inqury menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran inquiry ini dianggap lbih bermakna.

2. Pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3.Inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.

Menurut Hosnan, di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut.

1.Jika strategi ini digunakan sebagai pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.

2. Pembelajaran inquiry sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplemintasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4.Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.

Proses belajar mengajar melalui inquiry selalu melibatkan siswa dalam kegiatan bertukar pendapat melalui diskusi, seminar, dan sebagainya. Beberapa keuntungan mengajar dengan menggunakan inquiry sebagai berikut.

1. Membangun pemahaman konsep dan gagasan yang baik.

2.  Membangun dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas insiatif sendiri.

4. Membantu siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6. Mendorong terjadinya proses belajar yang lebih menantang

1 komentar:

×
Berita Terbaru Update