-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tsa'labah: Sahabat Yang Diuji Dengan Harta Berlimpah

Jumat, 25 Agustus 2023 | 07.42 WIB Last Updated 2023-08-29T15:05:33Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

lingkartiga.online - Tsa'labah adalah salah seorang sahabt Nabi Muhammad yang taat beribadah. Dirinya seorang yang miskin namun tidak pernah lupa melaksanakan kewajibannya sebagai muslim.
Dikutip dari buku Lembaran Kisah Mutiara Hikmah oleh Dian Erwanto, Tsa'labah memiliki kehidupan yang susah. Ia dikenal sebagai orang yang miskin dengan harta yang sangat terbatas, bahkan terkadang pakaiannya pun harus dikenakan bergantian dengan sang istri.

Baca Juga:

Satu ketika, pada saat selepasa sholat, Tsa'labah langsung bergegas meninggalkan masjid, sehingga Nabi Muhammad bertanya kepada diri, "Mengapa setelah sholat engkau bersikap seperti orang munafik yang terburu-buru keluar masjid?" Tsa'labah menjawab, "Ya Rasulallah, saya terburu-buru keluar karena saya dan istri saya hanya memiliki selembar pakaian yang sedang saya pakai ini, jadi saya menggunakan pakaian ini sedangkan istri saya telanjang di rumah, lalu saya menjumpainya untuk memakai pakaian ini untuk shalat sedangkan saya telanjang, oleh sebab itu doakanlah saya agar dikaruniai harta melimpah."
Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Tsa'labah, sesungguhnya harta yang sedikit yang disyukuri itu lebih baik dari pada harta banyak yang tidak bersyukur."
Pada suatu waktu Tsa'labah jenuh dengan kemiskinannya dan dirinya memohon kepada Nabi Muhammad untuk diberikan harta kekayaan. 
Tsa'labah terus terobsesi untuk menjadi kaya raya, setelah Nabi menolak permintaanya untuk didokan agar Allah memberikan harta yang berlimpah, akhinya Nabi mendoakannya dan menyuruhnya menggembala seekor kambing. Perternakan Tsa'labah maju pesat kambingnya beranak pinak dan Tsa'labah pindah ke kota Madinah untuk memperbesar perternakanya.
Semakin hari Tsa'labah sibuk dengan Kambingnya sehingga ia tidak perna hadir dalam majelis-majelis ilmunya Nabi. Saking sibuknya, ia hanya datang ke masjid ketika melaksanakan sholat Jumat. Hingga pada akhirnya Tsa'labah benar-benar tidak perna datang lagi ke masjid untuk melaksanakan sholat secara berjamaah seperti dahulu kala ketika ia masih menjadi orang yang sangat miskin.
Suatu hari, Rasulullah SAW teringat kepada Tsa'labah, beliau bertanya kepada para Sahabat: Apa yang dikerjakan Tsa'labah?
Para Sahabat menjawab: Dia memelihara kambing yang banyaknya memenuhi desa ya Rasulullah.

Baca Juga:

Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan kepada salah satu sahabatnya untuk meminta zakat kepada Tsa'labah. Namun Tsa'labah meminta untuk berpikir dahulu hingga akhirnya ketika Tsa'labah ingin membayar zakat turun ayat Allah dan zakat Tsa'labah tidak di terima. Hingga nabi wafat dan berganti Khalifah pun zakat Tsa'labah tetep tidak diterima.

Hikmah dari kisah Tsa'labah

Dari kisah di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran.
Pertama, Allah tidak perna memberikan ujian diluar dari batas kemampuan hamnya. Sebagaimana Allah sampaikan dalam Al-Qur'an.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Artinya: 
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
Kedua, sesungguhnya harta yang berkekurangan dan berkelebihan adalah ujian dari Allah. Namun, setelah setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan itulah janjinya Allah kepada hamba-Nya, namun dibalik itu, kita diminta untuk bersabar, berdo'a dan terus berusaha, tawakkal kepada-Nya.

Baca Juga:


Ketiga, Tsa'labah memberikan gambaran bahwa demikianlah manusia, ketika diberikan ujian dengan harta yang serba kecukupan ia meminta untuk menjadi orang kaya, namun, ketika Allah berikan harta yang berlimpah, ia merasa bahwa itu adalah murni usahanya atau dengan kata lain tidak ada campurtangannya Allah. Perilaku semacam ini adalah perilaku yang sangat dibenci Allah.
Keempat, hendaknya sebagai seorang manusia, harus banyak-banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, agar Allah menambahkan nikmat tersebut.
Kelima, sifat sombong akan menghancurkan diri kita sendiri dan pada akhirnya, rasa penyesalan itu datang, namun semuanya sudah berakhir.


Penulis: Jailani Tong, M.Pd. / Dosen STAI Kupang



1 komentar:

  1. Sangat syarat hikmah yang harus d ambil pelajaran agar kita menjadi hamba yang pandai bersyukur bukan menjadi hamba yang kufur terhadap nikmat Allah.

    BalasHapus

×
Berita Terbaru Update